Akuntansi Internasional adalah akuntansi
untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang
berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan
pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar
mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di
perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.
Akuntansi internasional memperluas
akuntansi yang bertujuan umum (general purpose yang berorientasi nasional,
dalam arti luas untuk :
1.
Analisa komparatif internasional.
2.
Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinya
yang unik bagi transaksi bisnis mulitnasional.
3.
Kebutuhan
akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional.
4.
Harmonisasi
keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik,organisasi,
profesi dan pembuatan standar.
Berikut ini karakteristik era ekonomi
global:
1.
Bisnis internasional.
2. Hilangnya batasan-batasan antar Negara
era ekonomi global sering sulit untuk mengindentifikasi Negara asal suatu
produk atau perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multinasional.
3.
Ketergantungan pada perdagangan
internasional.
Weirich et.al (Belkaoui, 1985) mendefinisikan
akuntansi internasional sebagai berikut : Mencakup
semua perbedaan prinsip, metode dam standar akuntasi semua Negara. Termasuk
didalamnya prinsip akuntasi ( GAAP) yang yang ditetapkan di tiap Negara,
sehingga akuntan harus menguasai semua prinsip di semua Negara jika mempelajari
akuntansi internasional. Tidak ada maksud untuk memiliki prinsip yang berlaku
umum sedunia. Perbedaan ini diakui karena adanya perbedaan geografi , sosial,
ekonomi, politik, dan hukum.
Menurut Choi dan Muller (1998; 1)
bahwa ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang akuntansi internasional
kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu (1) faktor lingkungan,
(2) Internasionalisasi dari disiplin akuntansi dan (3) Internasionalisasi dari
profesi akuntansi. Ketiga faktor tersebut dalam perjalanan atau perkembangan
akuntansi sangat berperan dan menentukan arah dari teori akuntansi yang selama
bertahun-tahun dan dekade banyak para ahli mencurahkan tenaga dan pikirannya
untuk mengembangkan teori akuntansi dan ternyata mengalami kegagalan dan hal
tersebut menyebabkan terjadinya evolusi dari ”theorizing” ke “conceptualizing”.
Sudut Pandang Sejarah
Awalnya,
akuntansi dimulai dengan sistem pembukuan berpasangan (double entry
bookkeeping) di Italia pada abad ke 14 dan 15. Sistem pembukuan berpasangan
(double entry bookkeeping), dianggap awal penciptaan akuntansi. Akuntansi
modern dimulai sejak double entry accounting ditemukan dan digunakan didalam
kegiatan bisnis yaitu sistem pencatatan berganda (double entry bookkeeping)
yang diperkenalkan oleh Luca Pacioli (1447).
Luca Pacioli
lahir di Italia tahun 1447, dia bukan akuntan tetapi pendeta yang ahli
matematika, dan pengajar pada beberapa universitas terkemuka di Italia. Lucalah
orang yang pertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double
accounting system dalam bukunya berjudul : Summa the Arithmetica Geometria
Proportioni et Proportionalita di tahun 1494. Banyak ahli sejarah yang
berpendapat bahwa prinsip dasar double accounting system bukanlah ide murni
Luca namun dia hanya merangkum praktek akuntansi yang berlangsung pada saat itu
dan mempublikasikannya. Hal ini diakui sendiri oleh Luca (Radebaugh, 1998) “Pacioli did not claim that his ideas were
original, just that he was the one who was trying to organize and publish them.
He objective was to publish a popular book that could be used by all, following
the influence of the venetian businessmen rather than bankers”.
Praktek bisnis dengan metode venetian yang menjadi
acuan Luca menulis buku tersebut telah menjadi metode yang diadopsi tidak hanya
di Italia namun hampir disemua negara Eropa seperti Jerman, Belanda, Inggris.
Luca memperkenalkan 3 (tiga) catatan penting yang harus dilakukan:
1.
Buku Memorandum, adalah buku catatan mengenai seluruh
informasi transaksi bisnis.
2.
Jurnal, di mana transaksi yang informasinya telah
disimpan dalam buku memorandum kemudian dicatat dalam jurnal.
3.
Buku Besar, adalah suatu buku yang merangkum jurnal
diatas. Buku besar merupakan centre of the accounting system (Raddebaugh,
1996).
Perkembangan
sistem akuntansi ini didorong oleh pertumbuhan perdagangan internasional di
Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah untuk
menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial. “Pembukuan
ala Italia“ kemudian beralih ke Jerman untuk membantu para pedagang zaman
Fugger dan kelompok Hanseatik. Pada saat bersamaan filsuf bisnis Belanda
mempertajam cara menghitung pendapatan periodic dan pemerintah Perancis
menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah.
Tahun
1850-an double entry bookkeeping mencapai Kepulauan Inggris yang menyebabkan
tumbuhnya masyarakat akuntansi dan profesi akuntansi publik yang terorganisasi
di Skotlandia dan Inggris tahun 1870-an. Praktik akuntansi Inggris menyebar ke
seluruh Amerika Utara dan seluruh wilayah persemakmuran Inggris. Selain itu
model akuntansi Belanda diekspor antara lain ke Indonesia. Sistem akuntansi
Perancis di Polinesia dan wilayah-wilayah Afrika dibawah pemerintahan Perancis.
Kerangka pelaporan sistem Jerman berpengaruh di Jepang, Swedia, dan Kekaisaran
Rusia.
Paruh
Pertama abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat, kerumitan
masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian Akuntansi diakui sebagai suatu
disiplin ilmu akademik tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi
semakin terasa di Dunia Barat. Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah
nasional dengan standar dan praktik nasional yang melekat erat dengan hukum
nasional dan aturan profesional.
Sudut Pandang Kontemporer
Usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan akuntansi
internasional merupakan sesuatu yang penting, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor yang menambah pentingnya mempelajari akuntansi internasional.
Faktor-faktor ini tumbuh dari pengurangan signifikan dan terus-menurus hambatan
perdagangan pengendalian modal secara nasional yang terjadi sesering kemajuan
teknologi informasi.
Pengendalian nasional terhadap arus valuta asing,
investasi asing langsung dan transaksi terkait, telah diliberalisasikan secara
dramatis beberapa tahun terakhir, sehingga hambatan bisnis internasional dapat
ditekan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan beberapa pengecualian, terdapat tren
yang kuat di seluruh dunia selama periode ini untuk melakukan privatisasi atas
perusahaan keuangan-milik pemerintah (terutama bank) dan untuk mengurangi atau
menghilangkan pengendalian valuta asing dan pembatasan dalam investasi
lintas-batas.
Kemajuan teknologi informasi menyebabkan perubahan
radikal dalam kegiatan ekonomi baik dalam kegiatan produksi maupun distribusi.
Produksi yang terintegrasi secara vertikal tidak lagi menjadi bukti model
operasi yang efisien. Hubungan informasi, secara global dan seketika memberi
makna bahwa produksi semakin dialih kontrakkan (oittsoitrced) kepada siapa saja
dengan ukuran apa pun di mana saja di dunia yang memiliki kemampuan terbaik
dalam melakukan suatu pekerjaan atau suatu bagian dari pekerjaan tersebut.
Hubungan wajar
timbal-balik yang menjadi karakter hubungan perusahaan dengan pemasok,
perantara dan pelanggan mereka digantikan dengan hubungan kerja sama global
dengan pemasok, pemasok dari pemasok, perantara, pelanggan dan pelanggan dari
pelanggan.
Pertumbuhan
dan Penyebaran Operasi Multinasional
1.
Perdagangan saat ini tidak lagi hanya
bersifat bilateral atau regional, tetapi benar-benar sudah bersifat global.
2.
Permasalahan akuntansi semakin nyata
dalam kegiatan ekspor import, yaitu akuntansi untuk transaksi valuta
3.
Saat ini menjadi hal yang lazim
perusahaan mendirikan sistem manufaktur dan distribusi di luar negeri
(afiliasi) atau usaha patungan (aliansi strategis).
4.
MNC (multinaional corporation) mencari
lokasi investasi di negara-negara yang sedang berkembang.
5.
Sebuah perusahaan MNC dituntut membuat
laporan ke seluruh investor (pemilik) domestik maupun internasional.
6.
Manajer dan akuntan perusahaan MNC harus
mempertimbangkan banyak aspek dalam laporan keuangan konsolidasi, seperti:
GAAP, lingkungan sosial ekonomi, tingkat inflasi, nilai tukar, sistem
perpajakan, dan sebagainya.
Korporasi multinasional (MNC)
dapat dipahami sebagai sebuah tahap logis dalam evolusi perusahaan kapitalis,
sebuah tahapan selama tendensi natural dari firma kapitalis menjadi sepenuhnya
“full flower”. Lebih jelasnya dapat dipahami melalui catatan Marx terkait awal berkembangnya tingkah
laku kapitalis.
Fokus pusat Marx adalah studi institusi ekonomi
sebagai bagian dari proses sejarah, ia membedakan operasi bersama perusahaan
kapitalis yang berbeda corak dalam menentukan perkembangan politik atau yang
biasa ia sebut law of motion. Beberapa prinsipnya masih bisa ditemukan
dalam firma-firma MNC hingga saat ini:
- Kondisi perusahaan kapitalis memaksa firma
individu pada kebutuhan untuk meluas secara terus-menerus. Perintah untuk
terus ekspansi ini disimpulkan oleh Marx dengan: “Accumulate!Accumulate!
That is Moses and the prophets!Therefore reconvert the greatest
possible portion of surplus product into capital!”
- Proses akumulasi generasi kapitalis, dan
selanjutnya dikembangkan dengan meningkatnya konsentrasi kapital dalam
tangan yang semakin lama semakin sedikit. Proses konsentrasi ini mengambil
dua bentukan: merebaknya produksi skala besar dan kombinasi firma melalui
merger dan akuisisi. Instrumen untuk melakukan kecenderungan perkembangan
kapitalis ini adalah corporation, lebih sering disebut Mark sebagai
joint-stock company.
- Ekspansi perdagangan internasional, dilanjutkan
feudalisme ke perusahaan kapitalis dan kemudian berlanjut ke pasar dunia
yang lebih luas dan dalam.
Ketiga atribut kardinal perusahaan bisnis – ekspansi
investasi, konsentrasi korporasi, dan pertumbuhan pasar dunia – dengan uniknya
terpenuhi dalam MNC, namun konsentrasi kapital tidak lagi memenuhi
prinsip-prinsip tersebut ketika pada tahap kapitalisme monopoli yang mana
kompetisi antarsedikit korporasi raksasa adalah tipe pola industri maju.
Investasi luar negeri memainkan peran relatif
subordinat dalam perekonomian internasional kapitalisme kompetitif dan perannya
adalah memberi bantuan dan mendukung masalah utama saat itu. Kepentingan baru
investasi luar negeri dalam fase baru di akhir abad ke-19:
- Munculnya industri baru berdasar pada teknologi
mayor,
- Kesadaran ilmu pengetahuan dalam proses industri,
- Permintaan yang lebih akan material mentah
seringkali menuntut penemuan dan perkembangan sumber baru dari tanah
seberang,
- Terintegrasinya pasar dunia
- Asumsi akan pentingnya peran stimulasi,
influensi, dan pemecahan konflik antar perusahaan
raksasa
Perkembangan penting lainnya adalah perubahan dramatis
dalam national sources menuju foreign operations. Inggris yang
mengawali capital exports, berawal dari peran pertamanya dalam revolusi
industri, kekaisaran besarnya dan angkatan laut dominan, serta perannya sebagai
markas atau tempat pasar uang internasional, secara natural mengakibatkan
Inggris sebagai pemilik foreign productive assets terbesar bersama
Perancis dan Jerman. Ketiganya terhitung memiliki hampir 90% foreign
investment di awal pecahnya Perang Dunia I, Inggris memiliki 50%, sementara
sisanya, Perancis dan Jerman, memiliki 40%.
Bisnis internasional secara tradisional terkait dengan
perdagangan luar negeri (ekspor dan impor). Kegiatan ini yang berakar dari masa
lampau akan terus berlanjut. Untuk memperoleh gambaran yang lebih baik mengenai
pola perdagangan global pada tingkat mikro, seseorang hanya perlu mengamati
pengungkapan operasi luar negeri setiap MNC besar. Penggabungan pengungkapan
dari seluruh MNC di seluruh dunia akan mengkonfirmasikan bahwa perdagangan saat
ini tidak lagi bersifat bilateral atau regional tetapi sungguh-sungguh bersifat
global. Isu akuntansi yang berhubungan dengan kegiatan ekspor dan impor adalah
akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing.
Bisnis internasional saat ini semakin berhubungan
dengan investasi asing langsung yang meliputi pendirian sistem manufaktur atau
distribusi dari luar negeri dengan membentuk afiliasi yang dimiliki seutuhnya,
usaha patungan atau aliansi strategis. Jika terlihat jelas adanya bias dari
negara-negara maju terhadap investasi asing langsung, meledaknya arus investasi
asing langsung ke negara-negara berkembang sejak awal tahun, 1990-an
menunjukkan bahwa MNC semakin menyadari bahwa negara-negara tuan rumah ini
(host countries) menjadi lokasi investasi yang menarik.
Operasi yang dilakukan di luar negeri membuat manajer
keuangan dan seorang akuntan menghadapi resiko barupa semua jenis masalah yang
tidak mereka hadapi ketika operasi perusahaan dilaksanakan di dalam wilayah
satu Negara. Seperti satu contoh, bagaimana seharusnya sebuah MNC seperti
Sandvik melaporkan hasil operasinya, baik domestik dan internasional, terhadap
seluruh investor Swedia. Namun demikian, pemegang saham Sandvik dari Swedia
terbiasa untuk melihat laporan menurut GAAP Swedia. Pemeriksaan terhadap
kebijakan akuntansi atas konsolidasi menunjukkan bahwa perusahaan pertama-tama
menyajikan ulang seluruh akun-akun luar negerinya menjadi sesuai dengan GAAP
Swedia sebelum dilakukan konsolidasi.
Akun konsolidasi disusun sesuai dengan prinsip-prinsip
yang ditetapkan dalam standar yang dibuat oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Swedia. Sebagai contoh, perusahaan Meksiko menyesuaikan laporan keuangan mereka
atas perubahan harga, yang ditimbulkan oleh periode inflasi yang serius di masa
lalu. Metodologi konsolidasi yang dianut Sandvik memerlukan adanya penyesuaian
atas laporan akuntansi inflasi ini untuk dikembalikan kepada biaya historis
sebelum dilakukan konsolidasi.
Prinsip pelaporan keuangan nasional dapat berbeda
secara signifikan dari suatu Negara lain karena prinsi-prinsip akuntansi
tersebut dibentuk oleh social ekonomi yang berbeda. Selain itu terdapat juga
perbedaan kurs nilai mata uang yang digunakan dalam pelaporan. Manajer keuangan
dan akuntan juga harus memahami pengaruh kompleksitas lingkungan pengukuran
akuntansi suatu perusahaan multinasional (multinational enterprise-MNE).
Sebagai contoh, memahami pengaruh perubahan nilai
tukar dan tingkat inflasi merupakan hal penting dalam bidang-bidang seperti
menyusun anggaran jangka pendek dan jangka panjang induk perusahaan dan
anak-anak perusahaan (atau cabang-cabang), mengukur dan mengevaluasi kinerja unit
usaha lokal dan para manajernya, dan membuat keputusan yang berpengaruh pada
perusahaan secara keseluruhan dalam melakukan alokasi modal investasi dan laba
ditahan, dan sebagainya. Yang membuat lebih rumit lagi adalah kurs nilai tukar
dan tingkat inflasi tidak bergerak secara bersamaan.
Begitu luasnya pengaruh perubahan kurs nilai tukar
valuta asing dan inflasi luar negeri terhadap pengukuran akuntansi menyebabkan
sistem pengendalian keuangan domestik tidak mampu memenuhi kebutuhan para
manajer dengan baik tanpa dilakukannya penyesuaian lingkungan yang memadai.
Akuntansi manajemen dari sudut pandang internasional kemungkinan besar mencakup
bahan yang rinci dan paling rumit.
Masalah penting dalam perpajakan internasional dan
penentuan harga transfer. Usaha-usaha yang beroperasi di lebih dari satu negara
perlu mengamati dan mengelola risiko pajak yang dihadapi dengan seksama.
Pengetahuan mengenai hukum pajak dan nilai mata uang hanyalah sebuah permulaan.
Sangatlah mungkin bahwa langkah-langkah yang diambil untuk menurunkan besarnya
pajak di suatu tempat akan meningkatkan besarnya pajak di tempat lain, dan
peningkatannya mungkin lebih besar dari pengurangan pada awalnya. Pengaruh
strategi perpajakan terhadap penganggaran dan prosedur kendali perusahaan harus
dipertimbangkan dengan seksama.
Sebagai contoh, strategi yang baik untuk mengurangi
pajak mungkin menimbulkan pengaruh terhadap sistem evaluasi kinerja yang
sebenamya tidak diharapkan. Harga transfer (transfer price) harga yang
dibebankan terhadap unit-unit usaha atas transaksi internal yang melewati
batas-batas nasional sering kali ditetapkan dengan mengingat faktor
minimalisasi pajak. Ide dasamya adalah untuk mengumpulkan beban (sebanyak
mungkin) pada negara-negara
dengan tingkat tarif pajak yang tinggi dan mengumpulkan pendapatan di
negara-negara yang rendah tingkat tarif pajaknya, sehingga memaksimalkan laba
secara keseluruhan.
Pemerintah sangat menyadari strategi ini dan telah
menerapkan aturan yang rumit untuk mencegah penggunaan strategi ini secara
berlebihan. Apabila istilah harga "transaksi wajar" menyebar luas,
definisi dan metode yang digunakan untuk menghitungnya sangat bervariasi. Di
atas semuanya itu, perubahan tak terduga dalam kurs nilai tukar atau tingkat
inflasi dapat menimbulkan malapetaka dalam strategi perencanaan pajak. Umumnya,
diperlukan penggunaan model komputer yang rumit untuk menghitung perkiraan
pengaruh strategi pajak suatu perusahaan secara menyeluruh.
Frederick D.S.
Choi, dan Gary K. Meek, International Accounting, Jakarta: Salemba Empat,2005.
http://indraacc.blogspot.com/2011/09/perkembangan-akuntansi-internasional.html
http://miiraand.blogspot.com/2014/06/pencatatan-dan-penerbitan-saham-lintas.html
http://ririn21.blogspot.com/2012/06/akuntansi-internasional-sudut-pandang.html
http://elyssoulluminaries.blogspot.com/2012/12/sudut-pandang-sejarah-akuntansi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar